Minggu, 29 Oktober 2017

PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS

Definisi Etika Bisnis
            Menurut Fahmi (2014: 3), etika bisnis adalah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan tidak boleh bertindak, dimana aturan-aturan tersebut dapat bersumber dari aturan tertulis maupun aturan yang tidak tertulis. Dan jika suatu bisnis melanggar aturan-aturan tersebut maka sangsi akan diterima. Dimana sangsi tersebut dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung.

Etika bisnis menurut Sigit (2012: 13), adalah perwujudan dari serangkaian prinsip-prinsip etika normatif ke dalam perilaku bisnis. Dalam hal ini etika bisnis berperan sebagai pedoman dalam menentukan benar tidaknya suatu tindakan yang dilakukan korporasi dalam menjalankan bisnisnya. Jika dalam kehidupan sehari-hari ketidakjujuran menunjukkan  perilaku yang tidak etis, maka korporasi yang menutupi kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya, atau menutupi kelemahan produk/jasanya yang berpotensi membawa kerugian bagi konsumen dapat disebut sebagai korporasi yang tidak etis. Dengan demikian tindakan etis dalam dunia bisnis juga berasal dari praktik kehidupan sehari-hari, sehingga bisnis tidak dapat menetapkan sendiri benar salahnya suatu tindakan tanpa berpijak pada norma kehidupan masyarakat.


Ruang Lingkup Ilmu Etika Bisnis
Adapun ruang lingkup yang menjadi pembahasan dalam bidang ilmu etika bisnis ini adalah:

a.       Tindakan dan keputusan perusahaan yang dilihat dari segi etika bisnis.
b.      Kondisi-kondisi suatu perusahaan yang dianggap melanggar ketentuan etika bisnis, dan sangsi-sangsi yang akan diterima akibat perbuatan tersebut.
c.       Ukuran yang dipergunakan oleh suatu perusahaan dalam bidang etika bisnis.
d.      Peraturan dan ketentuan dalam bidang etika bisnis yang ditetapkan oleh lembaga terkait.


Teori Etika Bisnis
            Mempelajari teori-teori etika akan memberikan wawasan bagi pedoman dalam pengambilan keputusan bisnis ketika pelaku dihadapkan dengan situasi yang memiliki dimensi moral. Etika tidak akan bisa dipahami jika seseorang mengesampingkan nilai-nilai moral, sehingga dalam teori etika bisnis juga memiliki latar belakang pemikiran atas dasar nilai-nilai moral berikut teori etika bisnis dari berbagai bentuk teori:

1.      Teori Etika dan Perkembangan Bisnis
Dalam ilmu etika bisnis juga telah melahirkan berbagai teori, dimana setiap teori memiliki pandangan masing-masing dalam menempatkan permasalahan etika bisnis. Dengan banyaknya persoalan, serta munculnya berbagai kasus yang menimpa dunia bisnis, ternyata telah menimbulkan dampak positif yaitu semakin banyak pemikir etika bisnis yang berusaha merumuskan dan mengembangkan berbagai teori etika bisnis.

2.      Teori Etika Deontologis
Menurut etika deontologis, suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri.

3.      Teori Etika Teleologis
Berbeda dengan etika deontologi, etika teleologi justru mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.

4.      Teori Etika Hak Asasi
Dalam teori hak dibahas tentang sesuatu yang menjadi hak seseorang, dan bagaimana hak tersebut harus dihargai. Memang setiap orang memiliki hak atas dirinya, dan orang lain juga harus bersedia menghargai hak setiap orang. Dalam realita penafsiran hak ini menjadi bersifat subjektif, terutama untuk melihat mana yang menjadi hak dan yang tidak menjadi hak.

5.      Teori Keutamaan
Teori keutamaan tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang tidak etis. Pada teori ini konsep kepuasan menjadi dominan untuk dibahas, karena setiap orang merasa ingin diutamakan dalam memenuhi kepentingan yang diinginkan. Usaha untuk memenuhi kepentingan seseorang sering menimbulkan atau tumbuhnya sikap egoism pada individu yang bersangkutan.

6.      Teori Relatif
Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relatif. Masalah yang timbul dalam praktiknya adalah self-centered (egois), fokus pada diri manusia individu mengabaikan interaksi dengan pihak luar sistem dan pembuat keputusan tidak berfikir panjang, semua tergantung kriterianya sendiri.


Permasalahan-permasalahan Umum dalam Bidang Etika Bisnis
            Ada beberapa permasalahan umum yang terjadi dalam bidang etika bisnis untuk saat ini, yaitu:

a.       Pelanggaran etika bisnis dilakukan oleh pihak-pihak yang mengerti dan paham tentang etika bisnis.
b.      Keputusan bisnis sering dilakukan dengan mengesampingkan norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku.
c.       Keputusan bisnis dibuat secara sepihak tanpa memperhatikan ketentuan etik yang disahkan oleh lembaga yang berkompeten termasuk peraturan negara.
d.      Kondisi dan situasi realita menunjukkan kontrol dari pihak berwenang dalam menegakkan etika bisnis masih dianggap lemah.


Penyimpangan Etika dalam Bisnis
1.      Keuntungan Pribadi
Penyimpangan etika dalam bisnis awal mulanya dipicu oleh menguatnya kepentingan pribadi yang jauh lebih besar dibandingkan kepentingan korporasi. Dengan tujuan utama untuk memperoleh keuntungan pribadi (personal gain) yang besar dalam tempo singkat telah mendorong banyak orang untuk melakukan cara apapun, termasuk yang melanggar atau tidak etis dalam memperoleh keuntungan.

2.      Konflik Kepentingan
Potensi penyimpangan etika dalam bisnis juga bisa berasal dari konflik kepentingan (conflicts of interest) seseorang terhadap pihak lain yang berhubungan dengan korporasi. Contoh yang patut diketengahkan di sini adalah suap, gratifikasi, dan sumbangan dana kampanye politik. 

3.      Tekanan untuk Mencetak Laba
Tujuan utama bisnis adalah mencetak laba. Ditinjau dari sisi etika, laba merupakan hal yang baik dan diterima karena adanya laba memungkinkan suatu perusahaan untuk bertahan dalam kegiatan bisnisnya.

4.      Nilai-nilai yang Dianut Manajer/CEO
Manajer atau CEO adalah tokoh kunci yang menjadikan sebuah korporasi dan karyawannya mampu bertindak etis atau tidak etis. Sebagai pihak yang sering menentukan kuputusan organisasi, manajer atau CEO memiliki kesempatan lebih besar untuk menciptakan iklim berbisnis yang etis sepanjang manajer atau CEO bersedia  untuk mewujudkan iklim tersebut. 






Referensi:

Fahmi, Irham. 2014. ETIKA BISNIS Teori, Kasus, dan Solusi. Cetakan Kedua. Bandung: ALFABETA.

Sigit P, Tri Hendro. 2012. Etika Bisnis Modern. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta : UPP STIM YKPN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar