Kamis, 22 Januari 2015

IBD

1.      Phobia
Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.
Contoh: Seorang anak yang jatuh ke sungai kemudian tenggelam karena tidak bisa berenang menggeneralisasi peristiwa tenggelam itu terhadap air sehingga anak tersebut menjadi phobia terhadap air.

Claustrophobia           
Claustrophobia adalah  ketakutan akan ruang tertutup. Biasanya diklasifikasikan sebagai gangguan kecemasan (anxiety disorder) dan sering berujung pada serangan kepanikan (panic attack).
Contoh : seseorang dengan claustrophobia akan menghindari lift, takut ketika semua pintu dalam ruangan tertutup, berdiri dekat dengan pintu keluar ketika dalam keramaian, tidak bersedia naik pesawat atau kereta, dan bahkan menolak naik mobil ketika lalu lintas sedang padat.

Agoraphobia
Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka atau kekhawatiran berlebih akan mengalami serangan panik di tempat umum.
Contoh: Tempat umum dan situasi yang umumnya menjadi sumber ketakutan antara lain elevator, pertandingan olahraga di stadion, jembatan, transportasi umum, pusat perbelanjaan, pesawat terbang, atau kerumunan orang.

2.      Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak.  Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.

  • Dorongan kebutuhan hidup           
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan,
dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikimya. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah :
  • kelangsungan hidup (survival)
  • keamanan ( safety )
  • hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
  • diakui lingkungan (status)
  • perwujudan cita-cita (self actualization)
3.      Adapun seorang ahli psikonalisa yang bernama Sigmund Freud berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.

·         Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau usaha bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya. Contoh kenyataan yang dialami seseorang seperti kecemasan yang dialami seorang anak kecil yang mendapat perlakuan kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu cemas ketika berhadapan dengan orang yang seusia ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan reaksi membalik, karena ia memendam, maka ia berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagai pelampiasannya.

·         Kecemasan Neorotis (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam yakni :

a). Kecemasan yang timbul karena penyesuaian hati dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, sehingga menekan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.

b). Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah, bahwa intensitet ketakutan melibihi proporsi yang sebenarnya dari objek yang ditakutkan. Misalnya seorang anak gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet. Setelah dianalisis, ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman yang keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan bola karet.

c). rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan merdekakan diri yang bertujuan membebaskan seseorang dari kecemasan neoritis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh ia meskipun ego dan superego melarangnya. Misalnya seseorang yang tidak bisa menyanyi atau berbicara didepan umum, sehingga ia merasa gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau bernyanyi.

·         Kecemasan Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki macam-macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain. Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang camtik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.

4.      Manusia dan keadilan
Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang bijaksana. Contoh Keadilan : Seorang koruptor yang memakan uang rakyat. Koruptor di tangkap dan dimasukan kepenjara selama 2 tahun tanpa ada goresan luka sedikit pun pada wajahnya. Hal tersebut mencerminkan bahwa hakim dan jaksa di indonesia tidak adil pada rakyat kecil yang dikarenakan mencuri dompet mendapatkan masa kurungan lebih dari sang koruptor, padahal koruptor lah yang mencuri uang rakyat lebih banyak dari pada pencopet itu. Bahkan koruptor bisa mendapatkan fasilitas yang istimewa bahkan seperti apartemen didalam penjara.

Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial untuk diperinci perbuatan dan sikap yang perlu di pupuk yaitu:

  •   Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  • Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
  • Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
  • Sikap suka bekerja keras
  •  Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermamfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Ada Berbagai macam keadilan yang didefinisikan berlainan antara lain :

A. Keadilan Legal atau Keadilan Moral

Plato berpendapat bahwa keadilan clan hukum merupakan substansi rohani umum dan masyarakat yang membuat clan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Tha man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakt bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik menurut kemampuannya. Fungsi penguasa ialah membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam negara kepada masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu. Setiap orang tidak mencampuri tugas dan urusan yang tidak cocok baginya.Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian. Misalnya, seorang pengurus kesehatan mencampuri urusan pendidikan, atau seorang petugas pertanian mencampuri urusan petugas kehutanan. Bila itu dilakukan maka akan terjadi kekacauan.

B. Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Budi bekerja selama 30 hari sedangkan Doni bekerja 15 hari. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Budi menerima Rp.100.000,- maka Doni harus menerima. Rp 50.000. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil dan melenceng dari asas keadilan.

C. Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
5.       
Ilmu Berada

Ini lokasi tujuan ku
Ini tempat yang ku datangi
Disini kelas yang ku hadiri
Disini pertemuan ku ikuti..

Niat mantap ku bulatkan
Siapkan diri timba ilmu
Perhatian ku beri seutuhnya
Sikap manis ku tunjukkan..
                                                                                              
Disini ku buru ilmu
Tempatnya pengetahuan
Tak bosan ku hampiri tempat ini
Tempat ku menutut ilmu..

Gedung kokoh nan nyaman
Hijau disana sini
Senyum dosen hiasi kelas
Inilah gunadarma ku..

Minggu, 11 Januari 2015

FUNGSI MANAJEMEN DAN CONTOHNYA

Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan adalah proses dasar dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. Perencaan kembali dapat menjadi faktor kunci pencapaian sukses akhir. Perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin.
 Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan-keputusan harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses perencanaan.

Sebagai contoh, perencanaan untuk mengikuti lomba yang diikuti dengan membuat perencanaan terlebih dahulu, maka hasil yang ditargetkan sebagai juara bisa mudah untuk diraih. Dengan mempersiapkan materi yang dibicarakan dengan kelompok atau grup yang kita buat. Membuat daftar rencana seperti

1. Bahan materi yang dipilih
2. Pembagian tugas dalam bagian bagian di perlombaan tersebut
3. Melakukan perlombaan dengan sportif dan mengikuti aturan yang ada
4. Menargetkan hasil yang maksimal dalam perlombaan


Pengorganisasian (Organizing)

pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.
Sebagai contoh dalam perlombaan dalam pembagian tugas, guna melancarkan lomba yang diikuti. Seperti siapa yang harus mengerjakan, Bagaimana tugas-tugas teresebut dikelompokan. Siapa yang bertanggung jawab akan tugas tersebut.

Pengarahan (Actuating)

Dengan pengarahan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota organisasi melakukan kegiatan yang sudah ditentukan ke arah tercapainya tujuan. Kegiatan pengarahan ini banyak menyangkut masalah pemberian motivasi kepada para anggota organisasi, kepemimpinan serta pengembangan komunikasi. Sebagai contoh, memberikan motivasi yang positif kepada grup kita agar meningkatkan kerja hasil dari usaha yang kita kerjakan. Dalam memberikan motivasi, kita wajib memiliki sifat kepemimpinan dan dapat memengaruhi pendapat kita ke anggota supaya tersampaikan. Motivasi dan diarahkan sesuai dengan yang direncanakan, maka hasil yang diperoleh akan maksimal dan menjadi juara dalam perlombaan tersebut.


Controlling (Pengendalian)

Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.Dengan melakukan evaluasi dari target yang dikerjakan untuk memastikan bahwa pelaksanaan yang direncanakan sesuai. Dalam kepemimpinan dalam organisasi mempunyai tanggung jawab pengawasan seperti mengambil tindakan yang perlu untuk meminimalkan inefisiensi dan dilakukan secara efektif. Dalam contoh perlombaan seperti :

1.  Melakukan evaluasi keberhasilan apabila tidak sesuai dengan target yang dicapai
2.  Mengambil langkah klarifiaksi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin terjadi
3. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target

Dengan pengendalian, kita dapat mengurangi kesalahan dalam pengambilan rencana dimasa yang akan datang, sehingga langkah kedepan nya target dapat tercapai untuk menjadi juara dalam perlombaan.